Pada prinsipnya kerja mesin diesel memiliki empat
langkah piston (4-stroke atau di pasaran dikenal dengan 4-tak) sepeti halnya
mesin bensin. Yaitu udara murni dihisap ke dalam silinder melalui
saluran masuk (intake manifold) lalu dikompresikan oleh piston.
Sehingga tekanan dan termperaturnya naik. Pada akhir langkah kompresi bahan
bakar mesin diesel di-injeksikan ke dalam silinder melalui nozzle dalam tekanan
tinggi. Proses ini mengakibatkan terjadinya penyalaan dalam ruang bakar dan
menghasilkan ledakan yang akan mendorong piston. Gerak translasi piston yang
dihasilkan oleh ledakan tadi adalah sebuah usaha/gaya yang akan
diteruskan ke poros engkol untuk dirubah menjadi gerak rotasi. Gerak rotasi
poros engkol yang terhubung dengan fly wheel mengakibatkan piston terdorong
kembali untuk menekan gas sisa pembakaran ke luar silinder melalui saluran
buang (exhaust manifold).
Mesin diesel sulit beroperasi pada saat silinder
dingin. Untuk membantu mesin melakukan gerak mula pada saat silinder dingin
beberapa mesin menggunakan busi pemanas (glow plug) untuk memanaskan silinder
sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas “resistive grid” dalam “intake
manifold” untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi.
Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif
memanaskan mesin. Busi pemanas ini tidak digunakan pada mesin diesel jenis
direct injenction.
Komponen-komponen yang ada dan bekerja dalam mesin
diproduksi dengan dengan sangat teliti. Sementara komponen-komponen tesebut
bekerja dalam mesin dengan temperatur kerja mesin yang mencapai lebih dari 800
C dan beban kerja dalam ruang silinder yang mencapai temperature 3000
sampai 5000 C pada tekanan 2492 kPa (30 Kgf/cm2).
(Training Manual, M-STEP 2: Gasoline Engine, Kramayudha Tiga Berlian)
Teknologi internnal combustion chamber,
seperti yang ditulis pada harian republika edisi 16 juli 1993, sebagai teknologi
lawas yang dianggap para ilmuwan sebagai lompatan terbesar dalam teknologi
otomotif yang sampai saat ini belum tergantikan memerlukan perhatian dan
perlakuan yang baik.
Beban kompresi yang tinggi, konstruksi yang besar, dan
momen puntir yang dihasilkan cukup besar, menghasilkan pula rendemen panas yang
tinggi. Maka akan menjadi pertanda buruk jika banyak energi panas yang terbuang
ketika mesin bekerja. Perlu Untuk mengatasinya adalah dengan mengoptimalkan
kemampuan komponen-komponen pendukung yang bekerja dalam mesin agar tetap dalam
kondisi prima sesuai dengan spesifikasi. Sehingga tidak banyak energi panas
yang terbuang percuma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar